Strategi Implementasi Kurikulum dan Manajemen Sekolah Islam Internasional oleh Dr. H. Idrianto Faishal, MA pada FGD 2024

Tangerang Selatan, Sabtu, 30 November 2024 – Dalam upaya mendukung internasionalisasi pendidikan Islam, Pesantren Alwafi International Islamic Boarding School (WIIBS) menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Menuju Sekolah Islam Internasional: Tantangan, Peluang, dan Strategi Implementasi”. Acara yang diadakan di Aula Serbaguna Gedung Kualitas ini melibatkan 127 peserta dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, praktisi pendidikan Islam, serta pemerhati pendidikan.

Dalam sesi ini, Dr. H. Idrianto Faishal, MA, Direktur Akademik Algebra IIBS, berbicara tentang pentingnya pesantren untuk mengadopsi konsep sekolah internasional. Ia menyatakan bahwa pesantren memiliki potensi besar untuk menjadi sekolah internasional, bahkan lebih berhak untuk itu dibandingkan lembaga pendidikan lainnya. “Jika tidak ada penjajahan di Indonesia, mungkin yang muncul bukan hanya universitas-universitas besar seperti ITB, UI, dan UGM, tetapi juga universitas berbasis pesantren seperti Lirboyo University atau Tibu Iren University,” ujarnya.

Empat Aspek Utama dalam Mewujudkan Sekolah Islam Internasional

Dr. Idrianto menjelaskan bahwa ada empat aspek utama yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan pesantren menjadi sekolah Islam internasional:

1. Penguasaan Bahasa Internasional
Bahasa Arab dan Inggris, menurut Dr. Idrianto, adalah kekuatan utama yang dimiliki pesantren. “Jika bahasa Arab dan Inggris hidup di pesantren, kita sudah mampu menciptakan anak didik yang bisa berkelas dunia,” ungkapnya.

2. Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Global
Selain itu, Dr. Idrianto menekankan pentingnya mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di dunia internasional, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Ia menilai bahwa kurikulum pesantren perlu dimodifikasi agar lebih berfokus pada pengembangan keterampilan yang relevan dengan dunia global.

3. Kekuatan Karakter dan Moralitas
Dr. Idrianto juga mengungkapkan bahwa kekuatan terbesar pesantren terletak pada pembentukan karakter dan moralitas. “Orang-orang Barat kini banyak mencari sekolah-sekolah berbasis Islam karena mereka ingin anak-anak mereka dibekali dengan akhlak yang baik, terutama terkait dengan masalah moral seperti LGBT,” jelasnya.

4. Implementasi Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal dan Moderasi Beragama
Menurut Dr. Idrianto, kurikulum pesantren harus mencerminkan keseimbangan antara pemahaman global dan kearifan lokal. Anak-anak didik juga harus dilatih untuk beragama secara moderat dan bijaksana. “Anak-anak kita harus berpikir secara moderat dan bijaksana, karena cara beragama yang moderat sangat penting ketika mereka berinteraksi dengan dunia internasional,” tambahnya.

Kesimpulan

Dr. Idrianto Faishal menutup sesi dengan menyatakan bahwa pesantren memiliki banyak potensi untuk menjadi sekolah internasional yang dapat bersaing di tingkat global. “Dengan sistem yang tepat, pesantren bisa menjawab kebutuhan pendidikan internasional di dunia yang semakin terhubung ini,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *