Pada hari ini, di Masjid Nidaul Islam Al Wafi, para santri dan jamaah Al Wafi International Islamic Boarding School mengikuti kajian ‘Ilmu yang dipimpin oleh Ustadz Yusuf Utsman Baisa, Lc. Kajian kali ini mengangkat tema yang sangat penting dalam dunia keilmuan Islam, yakni Mengenal Manhaj Salaf, sebagai bagian dari pembelajaran tentang generasi terbaik umat Islam.
.
Ustadz Yusuf mengawali kajian dengan menjelaskan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang menyebutkan bahwa sebaik-baik generasi adalah generasi beliau, yaitu para sahabat. Kemudian, dilanjutkan dengan generasi setelah mereka, yakni para tabi’in, dan berikutnya tabi’ut tabi’in. Ketiga generasi inilah yang dipuji dan diutamakan dalam Islam.
.
Ustadz Yusuf juga mengingatkan tentang bahaya yang muncul setelah masa tabi’ut tabi’in, terutama terkait dengan aliran Mu’tazilah yang berkembang pesat di masa khalifah Al-Ma’mun. Aliran ini memandang Al-Qur’an sebagai makhluk, yang jelas bertentangan dengan keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah. Ustadz Yusuf mengutip peristiwa penting yang terjadi pada masa tersebut, ketika Khalifah Al-Ma’mun mengajarkan ajaran Mu’tazilah dalam istana dan bahkan mengirim tentara untuk menguasai perpustakaan-perpustakaan Yunani. Salah satu ajaran yang berbahaya dari Mu’tazilah adalah pandangan mereka bahwa Al-Qur’an adalah makhluk.
.
Ustadz Yusuf menyatakan bahwa pandangan ini sangat berbahaya karena jika Al-Qur’an dianggap sebagai makhluk, maka bisa saja ia dianggap berubah atau salah, yang jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang meyakini bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang tidak pernah berubah dan tidak bisa salah.
.
Kisah dramatis tentang Al-Imam Ahmad Ibn Hanbal juga diceritakan untuk menunjukkan betapa beratnya perjuangan mempertahankan keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah. Al-Imam Ahmad Ibn Hanbal, yang dijuluki sebagai Imam Ahlus Sunnah Wal Jamaah, dipenjara dan disiksa oleh penguasa Mu’tazilah karena menolak pengajaran bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Beliau tetap teguh mempertahankan prinsip bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah. Meskipun beliau dipenjara dan disiksa dengan sangat berat, beliau tidak bergeming.
.
Perjuangan Imam Ahmad Ibn Hanbal ini sangat berharga bagi umat Islam, karena melalui perjuangannya, prinsip-prinsip Ahlus Sunnah Wal Jamaah tetap terjaga. Ustadz Yusuf juga menceritakan bagaimana kondisi fisik Imam Ahmad yang hancur akibat penyiksaan berat yang diterimanya, namun beliau tetap konsisten dengan manhaj yang benar.
.
Dalam kajian ini, Ustadz Yusuf juga mengingatkan kepada para santri dan jamaah bahwa sejarah ini bukan hanya sekadar cerita masa lalu, tetapi juga sebuah pelajaran penting bagi umat Islam untuk menjaga keutuhan ajaran Islam yang murni. Ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Ahlus Sunnah Wal Jamaah, seperti ajaran Mu’tazilah, harus diwaspadai dan dijauhkan agar tidak menyesatkan umat.
.
Kajian ini menjadi sangat penting bagi para santri dan jamaah Al Wafi, karena memberikan gambaran yang jelas tentang pentingnya mengikuti manhaj salaf, yang bersumber dari generasi terbaik umat Islam, serta mengingatkan kita akan bahaya ajaran-ajaran yang menyimpang dari kebenaran yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Ustadz Yusuf juga mengajak para jamaah untuk lebih mendalami dan mengamalkan ilmu yang benar, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, agar bisa menjaga kemurnian ajaran Islam di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.
.
Dengan kajian ini, para peserta diharapkan bisa lebih memahami dan menjaga ajaran Islam yang murni, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Sebagai penutup, Ustadz Yusuf mengajak peserta untuk selalu bersikap hati-hati dalam menyikapi berbagai aliran dan pemikiran yang bertentangan dengan ajaran Islam yang benar, serta terus berpegang teguh pada manhaj salaf.