Pada tanggal 20 Januari 2025, kajian Islam digelar di Masjid Nidaul Islam, Al Wafi International Islamic Boarding School, Depok. Kajian ini disampaikan oleh Ustadz Yusuf Usman Baisa dan dihadiri oleh segenap civitas akademika Al Wafi IIBS. Diskusi berfokus pada pentingnya memahami agama dengan cara yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, serta tantangan yang muncul akibat penafsiran yang keliru.
Menelaah Keutamaan Abdullah ibn Abbas
Ustadz Yusuf membuka kajian dengan menyoroti keutamaan Abdullah ibn Abbas, seorang sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang dikenal sebagai ahli tafsir Al-Qur’an. Abdullah ibn Abbas menghadapi kritik dari kelompok khawarij yang berpendapat bahwa menggunakan pakaian bagus adalah bentuk kemewahan yang tidak sesuai dengan nilai Islam. Abdullah ibn Abbas menanggapi kritik ini dengan mengingatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri mengenakan pakaian bagus, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala yang menegaskan bahwa tidak ada yang berhak mengharamkan sesuatu yang telah dihalalkan oleh-Nya.
Perbedaan Antara Salah Paham dan Gagal Paham
Dalam kajian ini, Ustadz Yusuf menjelaskan perbedaan mendasar antara “salah paham” dan “gagal paham”. Salah paham terjadi ketika seseorang memiliki informasi tetapi menafsirkannya secara keliru. Sebaliknya, gagal paham terjadi ketika seseorang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tetapi tetap memberikan interpretasi. Contohnya adalah kelompok khawarij yang menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an tanpa merujuk kepada pemahaman sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Pelajaran dari Perang Ali dan Muawiyah
Diskusi juga membahas perbedaan pandangan antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan terkait peristiwa pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan. Ali bin Abi Thalib berpendapat bahwa stabilitas pemerintahan harus didahulukan sebelum mengadili para pembunuh, sedangkan Muawiyah menuntut penegakan hukum terhadap pelaku sebelum berbaiat kepada Ali. Ustadz Yusuf menegaskan bahwa meskipun berbeda pandangan, keduanya tetap bagian dari Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Ciri-Ciri Ahlus Sunnah Wal Jamaah
Abdullah ibn Abbas memberikan pedoman untuk mengenali Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Golongan ini adalah mereka yang ajarannya sesuai dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Sebaliknya, kelompok yang mencerca sahabat atau menafsirkan Al-Qur’an tanpa pemahaman yang benar termasuk golongan yang menyimpang.
Tantangan dari Kelompok Khawarij
Kelompok khawarij dikenal dengan ibadah yang sangat tekun, seperti rajin salat malam dan puasa, namun tidak memahami Al-Qur’an dengan benar. Sebagai contoh, mereka mengkritik Ali bin Abi Thalib karena menunjuk Abu Musa Al-Asy’ari sebagai hakim. Abdullah ibn Abbas dengan dalil yang kuat membantah tuduhan ini, merujuk pada Surat Al-Ma’idah ayat 95 yang membenarkan keputusan menunjuk manusia sebagai hakim dalam urusan tertentu.
Kesimpulan
Kajian ini memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya memahami agama berdasarkan pemahaman para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ustadz Yusuf menegaskan bahwa metode yang benar dalam menafsirkan Al-Qur’an adalah dengan merujuk kepada Al-Qur’an, hadis, dan pemahaman sahabat. Kegiatan ini mengingatkan para peserta untuk senantiasa berpegang teguh pada manhaj yang lurus, yaitu mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya.