Jakarta, 25 Mei 2025 — Suasana khidmat dan haru menyelimuti Auditorium Universitas Muhammadiyah Jakarta pagi ini, ketika Al Wafi International Islamic Boarding School menggelar acara wisuda bagi santri dan santriwati angkatan 2025. Wisuda ini bukan sekadar seremoni akademik, tetapi juga menjadi momentum spiritual dan emosional yang merefleksikan perjalanan panjang pendidikan para santri selama bertahun-tahun dalam menimba ilmu agama dan ilmu umum secara terpadu.
Rangkaian acara dimulai sejak pagi dengan proses registrasi yang dilakukan secara rapi oleh tim registrasi di bawah koordinasi Ustadz Jayadi. Para tamu undangan, wali santri, serta para santri yang akan diwisuda mulai berdatangan dengan penuh semangat dan harapan. Rangkaian pembukaan dilanjutkan dengan pengarahan masuk ruangan oleh Ustadz Dandi dan Ustadz Difa, memastikan semua peserta prosesi memasuki aula dengan tertib dan penuh penghormatan.

Prosesi yang sangat ditunggu-tunggu kemudian dimulai: para asatidzah, wisudawan, dan dewan senat memasuki ruang wisuda dipandu oleh Ustadz Agus, dalam suasana yang penuh wibawa dan kekhidmatan. Diiringi lantunan shalawat dan musik latar islami, langkah-langkah mereka terasa menggugah, mengingatkan pada perjalanan ilmu yang telah ditempuh dan amanah yang akan dipikul setelahnya.
Pembukaan acara dibawakan oleh dua MC muda yang penuh semangat dan berwibawa: Yusuf Fatahillah Umar Mubarak dan Abdul Razzaq, didampingi langsung oleh Ustadz Dedi Supriadi. Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Muhammad Fathir Utama yang menggetarkan hati para hadirin, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” yang dibawakan penuh semangat oleh Hayden, mencerminkan semangat nasionalisme yang ditanamkan di lembaga ini.

Momen penting berikutnya adalah pembukaan sidang kelulusan secara resmi oleh pimpinan sidang, Ustadz M Assadullah, yang dilakukan dengan ketukan palu sebagai simbol dimulainya prosesi akademik secara formal.
Sambutan hangat dari pihak yayasan Al Sudais Indonesia disampaikan oleh Ustadz Zaenal Abidin. Dalam pidatonya, beliau menyampaikan apresiasi kepada seluruh asatidzah dan wali santri yang telah membersamai para santri dalam proses pendidikan.
Setelah itu, Ustadz Tri Prayitno, S.Si membacakan Surat Keputusan (SK) kelulusan, yang menjadi momen puncak bagi para santri yang telah menanti selama ini. Haru dan bangga menyatu dalam raut wajah para santri dan orang tua mereka.
Prosesi kelulusan dibuka dengan pembacaan profil masing-masing wisudawan oleh Ustadz Dandi dan Ustadz Sutejo, serta Ustadz Difa dan Ustadzah Azul. Untuk santriwati, pembacaan dilakukan oleh Ustadzah Nurul Aisyah. Setiap nama yang disebutkan membawa cerita tersendiri, perjuangan dan keberhasilan yang tak sedikit diwarnai ujian.
Presidium sidang terdiri dari para guru senior yang telah membina dan mendampingi para santri selama ini. Barisan ikhwan meliputi Ust. Zainal, Ust. Kartiko, Ust. Yusuf Baisa, Ust. Syahrul, Ust. Tri, Ust. Ryan Hidayat, Ust. Asadullah, Ust. Luqman, dan Ust. Jihad. Sementara itu, barisan akhwat dipimpin oleh Ustadzah Eva dan Ustadzah Fortin.
Simbolisasi kelulusan dilakukan melalui pemindahan tali toga yang dilakukan secara langsung oleh Ustadz Zaenal Abidin untuk wisudawan, dan oleh Ustadzah Eva untuk wisudawati. Pemberian ijazah dan map dilakukan oleh Ustadz Asadullah dan Ustadzah Fortin, disambut dengan senyum bangga dan air mata kebahagiaan dari para santri dan keluarganya.
Jibran Aulia Ramadhan memimpin pembacaan ikrar lulusan yang diikuti dengan lantang dan penuh keyakinan oleh seluruh lulusan banin dan banat. Momen ini menjadi simbol komitmen mereka untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan integritas dalam kehidupan mendatang.
Tak kalah penting, diumumkan pula para lulusan terbaik oleh Ustadz Dandi dan Ustadzah Nurul Aisyah, serta Ustadz Yusuf Bani. Mereka adalah para santri yang menunjukkan prestasi gemilang baik dalam bidang akademik maupun hafalan Al-Qur’an.
Penyerahan plakat dan sertifikat dilakukan secara simbolis oleh Ustadz Asadullah dan Ustadzah Eva sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan perjuangan para santri selama di pesantren.
Sesi penampilan santri menjadi hiburan yang menggugah. Penampilan Paskibra Al Wafi oleh Khalif, Dafan, Ismail, Galih, Aqil, Draja, Syafiq, Hudzaifi, Rashdan, Amar, Arvila, Aldi, dan Farel dibimbing oleh Ustadz Agus, menunjukkan disiplin tinggi para santri. Dilanjutkan dengan eksperimen sains oleh Azizah, Khansa, dan Sakinah yang membuktikan bahwa santri tidak hanya ahli agama, tetapi juga unggul dalam sains dan teknologi.
Dilanjutkan dengan pembacaan nama-nama lulusan Hafidz dan Hafidzah oleh Ustadz Sutejo, disusul ujian terbuka hafalan Al-Qur’an oleh Daffa Raditya yang membuat seluruh hadirin terpukau. Daffa kemudian mempersembahkan mahkota kepada kedua orang tuanya — momen ini menggetarkan hati semua yang hadir dan menjadi salah satu puncak emosional dari rangkaian wisuda.
Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si kemudian naik ke podium menyampaikan orasi ilmiah yang membangkitkan semangat para lulusan untuk terus berkarya. Dalam orasinya, beliau menekankan bahwa generasi Al Wafi memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di tengah masyarakat global yang semakin kompleks.
Pada sesi pesan dan kesan, Abu Farah Mayassa mewakili orang tua wisudawan menyampaikan rasa terima kasih atas dedikasi para guru dan pengurus pesantren. Dari pihak santri, Kemal Pasha Driano menyampaikan pesan menyentuh dan kenangan selama belajar di Al Wafi, disambut tepuk tangan hangat para hadirin.
Pemutaran video dokumenter tentang perjalanan para santri Banin dan Banat menghidupkan kembali kenangan indah selama berada di pondok. Tawa dan air mata mewarnai saat-saat ini, menunjukkan betapa dalamnya ikatan yang terjalin di Al Wafi.
Sebagai penutup, Syaikh Majdi memimpin doa penutup dengan penuh kekhusyukan. Kemudian, Ustadz M Assadullah kembali ke podium untuk secara resmi menutup sidang wisuda dengan mengetuk palu sebanyak tiga kali, menandai akhir dari rangkaian acara yang sarat makna.
Acara diakhiri dengan sesi foto bersama yang dipandu oleh tim media, melibatkan para asatidzah, wali kelas, musyrif/ah, serta seluruh wisudawan dan wisudawati. Momen ini menjadi kenangan yang akan selalu melekat dalam perjalanan hidup para alumni Al Wafi International Islamic Boarding School.
Wisuda tahun ini tidak hanya menandai akhir dari masa belajar di pondok, tetapi juga menjadi awal dari perjuangan baru para santri untuk membawa cahaya Islam ke tengah masyarakat, dengan bekal ilmu, akhlak, dan visi global.