Sekolah Islam Siap Melangkah ke Kancah Global: FGD 3 Bahas Strategi Implementasi International Baccalaureate (IB)

Bogor, 29 Mei 2025 – Sebagai bagian dari rangkaian menuju Deklarasi Konsorsium Pendidikan Islam Internasional (KOPIN) dan Edunation Fair 2025, Forum Group Discussion (FGD) ke-3 sukses diselenggarakan dengan tema:
“Implementasi International Baccalaureate (IB) di Sekolah Islam: Dari Visi Menuju Aksi.”
Bertempat di Wafi Café, kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari 23 sekolah Islam dari berbagai provinsi di Indonesia.

Mengusung Semangat Indonesia Emas & Pendidikan Islam Global

FGD ini menjadi salah satu forum strategis dalam menyambut gelaran Edunation Fair 2025 yang akan berlangsung pada 29 Agustus 2025, mengangkat tema besar:
“Menuju Indonesia Emas & Pendidikan Islam Global: Kolaborasi untuk Mewujudkan Generasi Emas Berkarakter Qurani.”

Tema ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas institusi untuk membangun ekosistem pendidikan Islam yang unggul, berkarakter, dan berdaya saing internasional.

Visi Pendidikan Islam Berstandar Dunia

Acara FGD diawali dengan sambutan penuh semangat dari Ust. Yusuf Baisa yang menyebut forum ini sebagai “tonggak sejarah lahirnya generasi emas calon pemimpin dunia.”
Dr. Patrialis, pakar hukum dan pendidikan, juga menekankan pentingnya menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan sebagai satu kesatuan dalam membangun sistem pendidikan yang berkeadaban dan konstitusional.

IB Programme: Menyatukan Nilai Islam dan Standar Global

Sebagai narasumber utama, Ust. Faizol Musa memaparkan secara mendalam mengenai konsep dan praktik implementasi International Baccalaureate (IB) di sekolah Islam.
Diskusi yang dipandu oleh Ust. Kartiko Adi Pramono sebagai moderator, mengalir hangat seputar mengapa dan bagaimana IB dapat diadopsi oleh sekolah Islam tanpa kehilangan identitasnya.

Beberapa poin penting yang disoroti:

  • Fleksibilitas tinggi, memungkinkan integrasi dengan kurikulum nasional dan Profil Pelajar Pancasila.
  • Bahasa pengantar tetap bisa menggunakan Bahasa Indonesia.
  • Empat jenjang IB yang bisa dipilih sesuai kesiapan sekolah: PYP, MYP, DP, dan CP.
  • Pendekatan berbasis karakter dan proyek, selaras dengan nilai-nilai keislaman.

IB bukan sekadar mengganti kurikulum, melainkan transformasi cara belajar yang lebih bermakna, kontekstual, dan relevan secara spiritual dan intelektual,” ungkap Ust. Faizol.

Perbandingan Kurikulum: IB vs Cambridge

Diskusi juga membandingkan IB dengan kurikulum internasional lainnya, seperti Cambridge.
IB dinilai lebih unggul dalam aspek:

  • Autentisitas penilaian
  • Fokus pada soft skills dan keterlibatan komunitas
  • Kemampuan beradaptasi dengan konteks lokal
  • Pembelajaran holistik dan tidak bergantung pada buku teks semata

Rekomendasi Kunci dan Arah Tindak Lanjut

Forum ini menghasilkan sejumlah rekomendasi penting bagi sekolah Islam yang tertarik mengimplementasikan IB:

  • Perlunya pelatihan guru secara bertahap dan terakreditasi.
  • Strategi pembiayaan kolektif melalui kemitraan dan konsorsium.
  • Pendirian KOPIN sebagai wadah kolaboratif antar sekolah Islam dalam berbagi sumber daya, pelatihan, dan pendampingan akreditasi IB.

KOPIN dan Edunation Fair 2025: Menyatukan Langkah Menuju Perubahan

FGD ke-3 ini menegaskan pentingnya kolaborasi antarlembaga pendidikan Islam dalam menapaki jalur pendidikan global.
Melalui platform Konsorsium Pendidikan Islam Internasional (KOPIN) dan gelaran akbar Edunation Fair 2025, sekolah-sekolah Islam di Indonesia bersiap menjadi pionir pendidikan masa depan—berpijak pada iman dan takwa, menjangkau cakrawala global.

Nantikan Edunation Fair 2025, 29 Agustus mendatang!
Bersama kita wujudkan Generasi Emas Berkarakter Qurani untuk Indonesia yang unggul dan mendunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *