Doa adalah bagian penting dalam kehidupan seorang Muslim. Doa bukan hanya sekadar permohonan kepada Allah, tetapi juga bentuk ibadah dan pengakuan atas keesaan-Nya (tauhid). Artikel ini akan membahas pentingnya doa, adab berdoa, serta bagaimana doa mencerminkan kerendahan hati dan ketergantungan kita kepada Allah.
Doa sebagai Ibadah
Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Ud’uuni astajib lakum.” (Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan doa kalian). Ayat ini menegaskan bahwa doa adalah bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Bahkan, orang yang enggan berdoa dianggap enggan beribadah kepada Allah, yang dapat menyebabkan mereka terjerumus ke dalam neraka.
Doa dan Kerendahan Hati
Doa yang tulus mencerminkan kerendahan hati dan pengakuan bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan dari Allah. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sendiri memberikan contoh hidup sederhana, mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara.
Adab Berdoa
Berdoa memiliki adab-adab tertentu, antara lain:
- Khufyah (Melirihkan Doa): Berdoa dengan suara pelan dan tidak riya (sombong).
- Tadharru’ (Merendahkan Diri): Mengakui kelemahan dan ketidakberdayaan kita di hadapan Allah.
- Khauf dan Raja’ (Takut dan Harap): Berdoa dengan penuh harap akan dikabulkan, namun juga takut jika doa tidak diterima.
Doa sebagai Perisai dari Godaan Setan
Setan seringkali menggoda manusia setelah berdoa dengan menanamkan keraguan akan terkabulnya doa tersebut. Oleh karena itu, penting untuk selalu berlindung kepada Allah dari godaan setan dan tetap berdoa dengan penuh keyakinan.
Kesimpulan
Doa adalah sarana komunikasi antara manusia dengan Allah, bentuk ibadah yang sangat dianjurkan, dan cerminan dari keimanan dan ketaqwaan kita. Dengan berdoa, kita mengakui keesaan Allah, memohon pertolongan-Nya, dan memperkuat hubungan kita dengan-Nya. Marilah kita senantiasa berdoa dengan tulus dan ikhlas, mengikuti adab-adab yang diajarkan, serta memohon agar Allah senantiasa membimbing kita di jalan yang lurus.
Sumber: Video kajian rutin Ustadz Ali Saman Hasan di Channel Youtube Al Wafi TV.